POHON CEMARA, THIO SAM HONG / ZHANG SAN FENG, & ASBABUN NUZUL TAI CHI


Kali ini iseng saya menulis tentang Asbabun Nuzul (Latar Belakang kelahiran/ sebab dari munculnya) Tai Chi Chuan di blog ini. Mungkin banyak sekali informasi dari internet yang menceritakan tentang apa itu Tai Chi, siapa penciptanya, atau seperti apa sejarahnya. Apakah hal ini penting atau tidak, minimalnya bisa jadi hiburan atau referensi.

Alkisah, pada sekitar abad ke-11 atau ke-12 Masehi, seorang anak berbakat memasuki Shaolin dan belajar ilmu kungfu/ wushu di sana. Entah karena terlalu berbakat atau karena sebab lain, dia ("diusir") dan disuruh meninggalkan perguruan Shaolin. Sebelum pergi, sang guru yang menjadi wali-nya sejak kecil menyerahkan satu gulungan kitab berisi ajaran Tao. Waktu itu Sang Guru berpesan, barangkali engkau tidak berjodoh dengan ajaran Buddha, maka ajaran ini (Tao)lah yang cocok denganmu. Setidaknya kitab ini bisa membantumu lepas dari kejenuhan dengan membacanya.

Kitab pelipur lara itupun dibawa sang mantan bhiksu ke dunia luar. Dia bertualang dan bertemu berbagai macam orang serta bertarung dengan berbagai pendekar hingga akhirnya tiba ke Gunung Wudang (Butong, kini termasuk propinsi Hubei, RRC). Di kuil Wudang ia belajar Taoisme dan memperdalam Nei Kung (ilmu pernapasan). Tapi darah pendekarnya tetap menjadikannya mengisi hari-hari dengan pikiran tentang beladiri dan pertarungan. Hingga suatu saat di musim dingin, ia melihat sebuah pohon cemara. Dalam hujan salju, pohon itu tetap berdiri tegak menghijau dan tak satupun rantingnya patah. Padahal umumnya di musim gugur, semua pohon menggugurkan daunnya, dan banyak ranting yang patah karena tidak kuat menahan tumpukan salju. Ia memperhatikan bahwa tumpukan salju di pohon cemara selalu jatuh ke bawah. Mula-mula rantingnya membengkok ke bawah mengikuti berat dari salju  yang menumpuk di atasnya itu. Lalu hingga salju terlalu berat untuk ditampung, ranting itu dengan elastisnya "melepas" tumpukan salju ke tanah lalu kembali lagi tegak seperti semula, siap menerima jatuhan salju berikutnya. Elastisitas, itu yang pertama ia pikirkan melihat fenomena pohon cemara.

Pendekar ini terus berpikir, bahwa dalam dunia pertarungan, memang terjadi sebuah fenomena umum. Dimana-mana yang kuat selalu menang, dan yang lebih cepat mengungguli yang lambat. Namun ia masih penasaran akan ajaran Tao mengenai harmoni, yang mengatakan bahwa kuat-lemah itu saling mengalahkan dan bisa membentuk harmoni. Akhirnya dengan merenungkan pohon cemara, ia menemukan makna dari kuat-lemah dan harmonisasi. Dalam pertarungan, bukan seberapa kuat atau seberapa cepat yang dibutuhkan, tapi keharmonisan. Mulailah ia mengakses lebih dalam ilmu Nei Kung yang dikuasainya dan menemukan bahwa aliran yang lemah di dalam tubuh bisa menjadi kekuatan. Air yang tak berwujud bisa menjadi ombak yang lebih berbahaya ketimbang batu karang. Ia mempelajari tentang keseimbangan, dengan mengamati alam, hewan-hewan seperti kura-kura, bangau, ular, ikan, dan lainnya, serta pepohonan. Sejak di Shaolin, ia sudah mempelajari ilmu dasar pertarungan yang konon diciptakan dari meniru konsep dan gerakan harimau melawan bangau. Konsep kuat dan lemah sebenarnya sudah ada sejak dulu, dalam Taoisme pun itu sudah mengakar, hanya saja waktu itu masih berupa konsep dan keyakinan belaka. Akhirnya pendekar ini mentransformasikan konsep-konsep itu ke dalam bentuk ilmu gerak dan beladiri. Kemudian mencocokkan dengan istilah pada Kitab Perubahan, harmonisasi beladiri ini disebut "tinju Tai Chi" (Tai Chi Chuan). Pendekar ini kemudian dikenal dengan nama Zhang Sanfeng atau dalam dialek selatan disebut Thio Sam Hong.

Entah bagaimana bermulanya atau bagaimana Zhang Sanfeng memperkenalkan Tai Chi Chuan pada dunia persilatan (mungkin lebih tepat disebut Martial World), tapi ia dikenal orang sebagai pendekar tanpa tanding. Ia mengalahkan ratusan bandit (sekitar 200an) sendirian dengan tangan kosong, dan bahkan ditantang oleh berbagai pendekar - termasuk dari Shaolin - dan selalu menang. Ia menang bukan karena lebih kuat atau lebih kuat dari para pendekar yang kebanyakan lebih muda itu, tapi ia menang karena memang prinsip beladiri yang digunakannya mengungguli konsep kekuatan.

Suatu ketika, Zhang sanfeng kedatangan seorang penantang dari India, seorang Bhiksu, konon. Ia menantang adu tanding beladiri. Zhang Sanfeng waktu itu memiliki lima orang murid, dan mereka menghalangi sang bhiksu. Mereka mengatakan bahwa ia harus mengalahkan mereka berlima dahulu jika hendak menantang gurunya. Syarat di setujui, dan mulailah ia melawan satu per satu murid Zhang Sanfeng. Hari pertama, ia mengalahkan murid ke-lima, ke-empat, dan ke-tiga. Hari kedua, ia mengalahkan murid ke-dua. Hari ke-tiga, ia menghadapi murid pertama. Waktu itu sang murid tidaklah langsung melawannya dengan adu fisik. Ia mengatakan, "Anda pasti lelah selama dua hari ini menghadapi adik-adik saya. Mari duduk sini dan minum teh sebentar." Ajakan itu diterima dan mereka mulai duduk dan berdiskusi. Sang Murid menanyakan kenapa Sang Bhiksu ingin menantang gurunya. Jawabannya klasik, ingin mengalahkan yang katanya nomor wahid. Lalu Sang Murid bertanya lagi, kalau sudah menang mau apa dan untuk apa kemenangan itu. Setelah lama berdiskusi, bhiksu dari India tersebut justru mengaku kalah pada murid Zhang Sanfeng. Ia menyadari bahwa selama ini tujuannya berlatih beladiri telah salah. Ia kalah bukan karena ilmu bertarungnya melainkan soal kebijaksanaan hidupnya. Akhirnya ia kemudian pamit pada Zhang sanfeng dan kembali mendalami ajaran Buddha. Di sini kita petik pelajaran, bahwa beladiri bukan soal kekuatan saja tapi juga bagaimana menggunakan kekuatan itu (untuk apa). Ibarat pedang, harus ada gagangnya dan juga warangka (sarungnya).

Cerita lain, Zhang Sanfeng mempraktekkan gerakan Tai Chi sebagai latihan rutin setiap hari, dan ia mendapat manfaat kesehatan dan umur panjang. Legenda bahkan menceritakan bahwa ia hidup sampai tiga dinasti kerajaan yaitu Dinasti Song, Yuan, hingga pertengahan Dinasti Ming. Ia juga konon berpesan pada para muridnya agar mengajarkan dan menyebarkan Tai Chi bukan hanya untuk beladiri tapi utamanya justru untuk kesehatan dan umur panjang.

Zhang sanfeng memiliki banyak murid, dan di bawah penguasaan Ilmu Tai Chi, Wudang Bai (Butong Pay) berkembang menjadi perguruan beladiri yang tersohor mengimbangi Shaolin. Banyak orang mengatakan, Shaolin itu maskulin dan Wudang itu feminin. Bedanya, Wudang tidak terlalu asertif mengurusi dunia luar termasuk politik dan pemerintahan seperti halnya Shaolin.

Salah satu murid Zhang Sanfeng adalah Wang Zhongyue, yang kemudian menulis Kitab "Taijiquan Lun" yang berisi prinsip-prinsip dasar/ inti dari beladiri Tai Chi. Dari Wang Zhongyue ini Tai Chi berkembang ke luar Wudang hingga akhirnya mengangkat nama Chen Wangting sebagai pendekar dan pendiri Tai Chi aliran Chen. Generasi ke-6 aliran Chen yaitu Chen Changxing mengangkat murid seorang dari luar marga Chen yaitu Yang L'u Chan. Ia mendirikan Tai Chi aliran Yang. dari sinilah Tai Chi berkembang sebagai beladiri di kalangan masyarakat luas dan berbagai aliran.

Ilmu beladiri sempat terpuruk setelah terjadinya Perang Boxer (1899-1901) yang mengakhiri kekuasaan Dinasti Qing. Namun akhirnya pemerintah RRC mengangkat kembali Tai Chi sebagai olahraga masyarakat untuk kesehatan pada tahun 1956. Untungnya, para master Tai Chi dari berbagai aliran dan marga telah menjaganya hingga saat ini, tidak punah ditelah zaman. Bagaimana dengan Anda, tertarik pada Tai Chi untuk apa?

5 komentar

sya masih pingin tahu, pingin belajar ke master taichi yg menguasai secara ilmiah dan praktis tentang bagaimana chi berputar mempengaruhi aktivasi enzym n hormon, membangkitkan hormon antibodi, imumitas tubuh, antiaging, sehingga dapat membuat orang sehat n panjang umur. saya sudah meraba mungkin dari pendekatan neuro science, bio psychology or metafisika tentang bio electrical magnectic force, sehingga lebih yakin tidak hanya ikutikutan saja, tetapi tahu secara ilmiah proses dalam tubuh ini dengan gerakan taichi. xie xie kim

Reply

Coba Anda hubungi Koh Batik Guy di Facebook beliau: https://www.facebook.com/luoxuantangzhu?ref=ts&fref=ts

Reply

Saran saya justru ikuti dulu minimal 3 bulan rutin Dan dirasakan sendiri apakah ada manfaat apa tidak... Jadi bukan kata/pendapat orang lain tapi apa yg dirasakan sendiri. Semoga berkenan

Reply

Saya sdh sangat lama ingin belajar beladiri tai chi dan saya jg sdh banyak melihat orang yg mendalami senam tai chi sangat sehat walaupun diusia tua nya. Hanya saja saya tidak tahu dimana saya bisa belajar tai chi chuan, dengan harapan kelak di usia tua sehat dan bisa menikmati usia tua saya. Saya diyogyakarta, jl magelang. Mungkin ada yang mengetahui referensi yg bs bantu saya

Reply

Wynn Hotel and Casino - MapYRO
Hotel, 김포 출장마사지 Casino, Hotel, and Spa · 구미 출장마사지 More Info. Resort. 255 Howard St., Suite 이천 출장샵 200, Las Vegas, 문경 출장마사지 NV 89109. Phone: (702) 367-1000. Rating: 3.8 · ‎26 votes 양주 출장안마

Reply

Posting Komentar