Berlatih Tai Chi: Berlatih Santai Demi Mental yang Sehat


Dalam kehidupan modern ini waktu seakan berjalan sangat cepat. Hal ini terjadi karena peran teknologi informasi dan transformasi yang sudah lumayan canggih. Namun dampak negative dari teknologi itu kian terasa juga dalam kehidupan bermasyarakat. Bukan hanya norma-norma yang kerap kali dilanggar, kriminalitas, korupsi, bahkan dalam sisi individual pun tiap pribadi menjadi makhluk yang hidup penuh tekanan-tekanan yang sebenarnya mereka ciptakan sendiri.
Dengan adanya kehidupan modern yang serba cepat ini muncullah penyakit-penyakit modern, langsung atau tidak langsung. Penyakit itu sebenarnya bersumber dari pikiran yang lebih dulu tidak sehat, pemikiran serba kompetitif, ketidakpuasan, ketakutan yang berlebihan pada hal yang belum pasti, dan hilangnya keimanan karena tergeser oleh pola pikir material. Hal itu semua tentu berpengaruh pada fisik, sebab tubuh merespon berdasarkan apa yang disampaikan oleh pikiran melalui syaraf. Orang yang pikirannya tegang akan menampakkan sikap tubuh yang juga tegang dan raut muka selalu siaga. Begitu juga sebaliknya. Bila orang itu bisa bersantai, maka tubuhnya lebih santai.
Apa kelebihan dari bersikap santai? Metabolisme tubuh akan mengikuti pemikiran santai dengan degup jantung yang lebih teratur dan wajar, pernapasan yang lebih dalam sehingga mencukupi kebutuhan oksigen ke seluruh jaringan tubuh, serta sirkulasi darah dan pencernaan yang lebih baik.
Bukan hanya secara fisik, pengaruh teknologi dan gaya hidup modern yang cenderung serba instant, juga memiliki resiko pada kesehatan mental. Hal ini bisa kita lihat dari makin banyaknya jumlah pasien Rumah Sakit Jiwa ataupun orang gila yang telanjang di pinggir-pinggir jalan. Namun tanpa menjadi gila dan telanjang di jalan pun, mental masyarakat saat ini sedang di ujung tanduk. Dengan adanya kompetisi yang tidak sehat, gaya hidup individualis di perkotaan, sikap saling curiga dan cenderung bermusuhan pun makin menyiksa semua pihak. Mulai dari anak-anak yang dibebani pelbagai tuntutan dari rumah, lingkungan, dan sekolahnya, sampai dengan orang dewasa yang mengalami konflik di tempat kerja. Belum lagi kalau lansia mengalami konflik dengan keluarga yang sebenarnya dipicu oleh konflik dengan dirinya sendiri. Kita tentu tak ingin mendengar kabar “siswa SD bunuh diri karena stress”, amit-amit jika itu adalah anak atau keluarga kita sendiri. Atau kabar “anak membacok bapak”, “bapak membunuh anak”, atau kabar-kabar amit-amit lainnya. Maka dari itu mulai sekarang perlulah kita mengevaluasi diri tentang sudah sehatkah mental kita. Jangan sampai kita malu pergi ke psikiater tapi juga tidak melakukan apapun untuk menangani jika sudah terjadi gangguan.
Kembali pada Tai Chi, menurut publikasi dalam jurnal BMC Complementary and Alternative Medicine, di Amerika Serikat, olahraga ini diyakini bisa mengurangi stres, kegelisahan, dan depresi, serta meningkatkan suasana hati, baik pada orang sehat maupun orang-orang dengan kondisi kronis. Tai Chi telah dipraktekkan untuk kesehatan dan kebugaran di Timur selama berabad-abad dan kini juga populer di Barat. Karena Tai Chi diyakini bisa meningkatkan suasana hati positif dan meningkatkan kesehatan jiwa secara keseluruhan, tapi sejauh ini masih kurang bukti ilmiah yang meyakinkan. Untuk itulah para ilmuwan masih terus melakukan penelitian dan mencoba mengungkap sedikit-demi sedikit khasiat Tai Chi secara medis dan ilmiah.
Tai Chi sebagai olahraga juga berfungsi sebagai olah jiwa melalui olah rasa. Tai Chi mengajarkan manusia untuk bergerak pelan dan berirama, sesuai fungsi tubuh yang wajar. Jika seseorang berlatih Tai Chi karena niatan atau ambisi tertentu, dia justru akan sulit menguasainya, kenapa? Sebab ketika seseorang berambisi untuk cepat hafal jurus, misalnya, maka pikirannya akan terpusat justru pada keinginan itu. Dengan demikian alam sadarnya ibarat pintu yang terlalu sempit bagi masukan materi yang dipelajari itu sendiri. Tai Chi menekankan aliran yang wajar, mengalir seperti tanpa paksaan, pelan dan tenang sehingga tubuh pun diajak untuk mempunyai sifat yang sama. Itulah kenapa dalam latihan Tai Chi tidak ada ujian kenaikan tingkat atau sistem kurikulum berjangka waktu. Bisa atau tidak bisa, semua hanya sekedar mengikuti ‘senam santai’ Tai Chi. Itulah kenapa latihan Tai Chi ini sering di parodikan oleh pelatih senior Sasana Tai Chi Panggung Krapyak, Bpk Taufik Damisi, sebagai “Jurus Li-nak Li-Jo Li-tang” (Lali anak, lali kerjo, lali utang) agar saat Tai Chi kita semua sejenak melepaskan diri dari kepenatan duniawi tanpa harus pergi dugem atau nongkrong di kafe. Dengan begini, ibarat mesin tubuh ini mendapat jatah istirahat dan refreshing yang sebenarnya.

Posting Komentar