Pada dasarnya, tubuh manusia berkembang bila digunakan dan melemah bila tidak digunakan. Itulah kenapa para astronot di luar angkasa harus rajin mengolahragakan tubuhnya di ruang tanpa gravitasi agar tidak mengalami pengecilan kaki dan tangan. Tulang dan otot, jika sering mengalami penekanan dan aktivitas energi akan menjadi lebih padat, dan lebih kuat, seperti para olahragawan. Sementara di usia tua, dimana kemampuan fisik menurun, kecenderungan orang akan mengurangi aktivitas fisiknya sehingga lama-kelamaan tulang pun keropos.
Tubuh manusia bisa belajar, jika dibiasakan melakukan aktivitas berat maka ia membutuhkan asupan nutrisi lebih. Tapi jika aktivitasnya minim, maka metabolisme akan menyesuaikan kebutuhannya. Jika nutrisi yang diterima tubuh berlebihan, ada yang disimpan sebagai cadangan, ada juga yang dibuang seperti vitamin dan mineral. Dalam kasus osteoporosis, ketika tulang tidak begitu difungsikan untuk menyangga tubuh, maka lama-kelamaan kandungan kalsiumnya terkikis dan tidak terbarui, karena tubuh menganggap tidak perlu memperbaiki kondisi tulang. Tapi jika tubuh digunakan untuk beraktivitas, maka akan muncul kebutuhan sehingga tubuh siap menerima asupan nutrisi kalsium dan lainnya untuk diproses menjadi bagian dari jaringan tubuh.
Hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan Departemen Kesehatan bekerjasama dengan PT Fonterra Brand Indonesia (2005) menemukan bahwa jumlah kasus osteoporosis pada umur kurang dari 55 thn lebih tinggi pada laki-laki, sedang diatas umur 55 thn justru lebih tinggi pada perempuan. Hal ini dikarenakan kurangnya hormon estrogen selepas menopause. Jika tulang punggung telah mengalami osteoporosis dan tidak mendapatkan pengobatan, orang akan menjadi lemah secara fisik. Secara psikologis pun mereka akan merasa kehilangan harapan dan merasa tidak berguna.
Memaksimalkan kepadatan tulang sewaktu muda adalah pilihan terbaik untuk mencegah osteoporosis. Sebab bila sudah terjadi, dokter biasanya akan memberikan tablet kalsium yang pada jumlah tertentu justru berbahaya bagi tubuh. Untuk memadatkan dan merawat tulang, dokter menyarankan agar beraktivitas. Aktivitas yang disarankan adalah berjalan. Berjalan mampu memulihkan kembali fungsi kerangka tubuh manusia, namun apa benar berjalan sudah cukup efektif? Untuk menjawabnya kita harus memahami sistem gerak tubuh manusia. Berjalan dengan dua kaki akan memberikan tekanan pada kaki dan tulang punggung. Namun sayangnya, gaya berjalan tiap orang tidaklah sama, antara yang membungkuk dengan yang tegak pastilah akan menghasilkan tegangan berbeda pada tulangnya. Oleh karena itulah zaman sekarang orang melakukan senam, yaitu rangkaian gerakan tertentu yang bertujuan melatih setiap bagian dari tubuh manusia, baik otot maupun tulangnya. Setiap variasi gerakan akan menghasilkan efek yang berbeda pada tiap anggota tubuh.
Para dokter menyarankan bahwa selain menambah jumlah kalsium yang dikonsumsi setiap harinya, aktivitas fisik perlu dilakukan agar kalsium terserap optimal. Aktivitas fisik yang sesuai haruslah mempunyai unsur penekanan terhadap tulang, penegakan tulang belakang, dan merata ke seluruh tubuh. Unsur-unsur tersebut dengan mudah dijumpai pada gerakan-gerakan Tai Chi yang menekankan keseimbangan. Gerakan senam pelan ini memberikan perpindahan tekanan pada tulang-tulang di bagian kiri dan kanan tubuh secara bergantian. Sikap yang selalu tegak lurus dengan bumi membiasakan tulang punggung untuk tegap dan mantap, disertai gerakan pinggang yang meminimalisasi cedera akibat hentakan berat badan.
Tai Chi menyelaraskan antara pernapasan, pergerakan, dan konsentrasi sehingga seluruh tubuh serasa di-akses secara merata saat berlatih. Metabolisme kadang tidak menjangkau bagian tetentu yang kurang difungsikan pada aktivitas lain, namun saat berlatih Tai Chi seluruh tubuh diajak bergerak dinamis. Sirkulasi darah dan oksigen meningkatkan kualitas metabolisme dan penyerapan nutrisi, vitamin maupun mineral. Selain efek pada saat berlatih, latihan rutin juga membiasakan gerak peristaltik pada usus lebih teratur. Bagi yang bermasalah pada pencernaan, pada seminggu-dua minggu awal latihan Tai Chi akan merasakan perubahan ini. Selain itu, tradisi latihan Tai Chi yang dilakukan saat pagi hari memberikan pro vitamin D yang berguna untuk metabolisme kalisum bagi pembentukan tulang.
Posting Komentar