Tai Chi dan Ujian Hidup

Kehidupan ini dalam berbagai konsep dijabarkan sebagai sebuah perjalanan. Ada yang menyebutnya sebagai 'sementara', tidak kekal, tidak selamanya. Ada yang menggunakan istilah "mampir ngombe" atau cuma numpang sebentar. Intinya hidup adalah sebuah "perjalanan" dimana perjalanan itu berarti harus dijalani alias ada progres yang pasti (perubahan). dalam Tai Chi, dikatakan bahwa semua yang tetap dan kaku akan mati, tapi yang fleksibel dan dinamis akan hidup. Tai Chi sendiri adalah berarti perubahan tiada henti, alias ketidakterbatasan. Dalam Tai Chi kita dilatih (berlatih) untuk melakukan segala sesuatu secara bertahap, berkesinambungan, lembut mengalir, berurutan, dan yang jelas bertujuan. 


Esensi tujuan ini ada dalam rwa-bhinneda kosong-isi, dimana kosong sesungguhnya isi dan isi adalah kosong. Pemahaman ini terlalu sulit untuk orang awam, tapi kita mengerti satu hal bahwa tidak ada kekosongan yang sebenarnya dan isi yang mutlak, karena dalam hitam ada setitik putih dan dalam putih ada setitik hitam. Prinsip Tai Chi berasal dari tiga pilar, yaitu "kokoh seperti gunung", "mengalir seperti air", dan "lembut seperti angin". Prinsip-prinsip itu tidak hanya kita aplikasikan dalam bentuk kuda-kuda atau cara bergerak dan napas. Tapi juga merupakan petuah bagaimana menjalani kehidupan. Bagi yang tidak terlalu suka dengan petuah atau nasehat, maka silakan melihat dirinya sendiri bahwa pada setiap kegiatan, cara, atau kebiasaan mengandung unsur-unsur yang sama yang saling memperlihatkan. Misalnya, cara orang makan yang lahap biasanya merujuk pada cara kerja (menangani masalah) yang tidak mungkin pelan dan tenang. Begitu juga dengan cara bicaranya, yang mungkin bersemangat atau berapi-api. Itu semua adalah bahasa lain dari yang disebut falsafah atau petuah. 

Tai Chi tidak menggurui kita, melainkan membuat kita menemukan nilai-nilai itu tanpa merasa digurui oleh siapapun. Jelas, Tai Chi bukan hanya sekedar olahraga fisik belaka. Tai Chi bukan hanya mencari keringat, seperti memasak di dapur atau mencuci di dekat sumur. Tai Chi adalah olah jasmani dan ruhani, olah jiwa dan olah rasa. Jadi, dalam mempelajari atau melakukan Tai Chi, kita sesungguhnya berproses dan berprogres, menjalani atau melakoni sesuatu yang konsekwensinya adalah perubahan. Pastilah berbeda antara kita yang terus berlatih Tai Chi dengan dulu waktu sebelumnya. 

Dalam tulisan ini saya ingin mengemukakan bahwa sebagai sebuah kultivasi atau proses menuju pencerahan jiwa, Tai Chi akan sangat erat kaitannya dengan area spiritual, bukan hanya fisik atau psikologis belaka. Orang yang berkenalan dengan Tai Chi dan melakukan latihan (berproses di dalamnya) pasti akan memperoleh ujian dari Tuhan. Ujian pertama, awalnya biasanya berkaitan dengan unsur-unsur dalam jiwa, misalnya kesombongan. Mungkin seseorang bisa berpikir negatif terhadap Tai Chi ketika melihat hal-hal yang mengusik sisi kesombongannya. Misalnya, melihat "kok isinya orang-orang tua semua? padahal saya kan masih muda, ganteng/ cantik dan seksi lagi... nanti dibilang apa sama teman-teman..." dan sebagainya. Atau, misalnya melihat "kok pelatihnya lebih muda dari saya...", atau ketika melihat pelatih berkata bahwa Tai Chi sebenarnya berasal dari beladiri, dan/ atau menunjukkan contohnya seperti ini lho, misalnya. Lalu berpikir dalam hati, "kalau cuma mau seperti itu mending saya kembali saya latihan di perguruan beladiri saya yang dulu..". Akhirnya ujian-ujian yang mengusik sisi jiwa itu akan memberi dorongan kuat untuk 'tidak jadi' ikut latihan Tai Chi. Ini adalah hal biasa, dan tidak apa-apa, karena tidak setiap jiwa mampu menangani dorongan yang seolah sepele itu. Ya, seolah sepele, tapi baru terasa ketika ada sesuatu yang unik seperti Tai Chi. 

Kalau seseorang mampu menangani ujian mental dalam jiwa seperti kesombongan, ragu, takut, malu, dsb. maka ujian berikutnya akan datang dari luar. Komentar-komentar miring, atau bertemu orang-orang yang tidak mengenakkan hati dalam latihan atau bersinggungan dengan latihan Tai Chi, atau bahkan ajakan dan larangan dari orang-orang dekat. Ujian berikutnya yang lebih kuat lagi akan berkenaan dengan kesibukan sehari-hari. Ketika cinta terhadap Tai Chi sudah melakat, tiba-tiba ada serangan aktivitas, perubahan jadwal kerja/ sekolah/ kuliah, disuruh orangtua pindah rumah, dsb. Semua ujian hidup itu akan datang bertingkat-tingkat, dan berlapis-lapis, kadang sudah pernah diuji tapi dapat ujian yang hampir sama, hanya saja levelnya lebih tinggi. Sebab cobaan/ ujian itu disesuaikan dengan kemampuan diri. Kenapa berkenaan dengan Tai Chi? Karena Tai Chi adalah latihan, perubahan, progress yang merubah kondisi kejiwaan dan spiritualitas. Bagaimana dengan yang tidak lolos ujian? bisa jadi dia berhenti latihan, meninggalkan Tai Chi, atau tetap berlatih tapi tidak ada perubahan dan tetap menjadi orang yang begitu-begitu saja. Tai Chi membuat kita kena ujian, sebagaimana hidup juga penuh ujian. Jadi ujian yang ada bukan ujian kenaikan sabuk, melainkan lebih ke kepribadian, kejiwaan, spiritualitas dan hubungannya dengan alam semesta. Semoga kita dikuatkan dalam Tai Chi.

Posting Komentar