MENAKAR EFEKTIVITAS OLAHRAGA TAI CHI DAN AEROBIK

Di tempat saya berlatih dan mengembangkan Tai Chi, olahraga ini mendapat saingan cukup berat yaitu dari olahraga senam aerobik. Senam tersebut populer di kalangan ibu-ibu dan manula, mengalahkan senam tera dan lain-lainnya. Memang kalau dibahas lebih dalam, di daerah Jogja Selatan khususnya, Tai Chi adalah olahraga ‘asing’ yang mendapat diskriminasi cukup serius.
Biasanya komentar miring sering memperbandingkan Tai Chi dengan olahraga pernapasan tenaga dalam lokal yang ada. Kemudian jika dipandang sebagai beladiri, seringkali kami dicemooh oleh semua kalangan khususnya anak muda karena gerakan Tai Chi yang lembut dianggap lebih cemen dari Pencak Silat, dan tidak sehebat Tarung Derajat serta tidak se-keren Taekwondo. Tapi sebagai insan Tai Chi kami menyikapinya dengan softness & yield (kelembutan dan mengalah), dan stillness over speed (keajegan daripada kecepatan). Prinsip paling gampang yang saya terapkan adalah, “selama belum diusir ya belum pergi”. 

Untungnya, saudara-saudara (daripada disebut pengikut) praktis Tai Chi bisa menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Mereka tidak berkecil hati dengan ejekan dan perlakuan sinis yang sering diberikan oleh masyarakat sekitar. Dibilang ke-Cina-cinaan atau tidak nasionalis, tidak cinta budaya sendiri, atau di beri koor gamelan mulut seolah kami menari jathilan, itu sudah setiap hari dialami. Saya pun berterimakasih kepada mereka semua atas keteguhan sikap mereka itu, dan saya pula berterimakasih pada para pembaca yang sudi membaca sedikit laporan ini.

Di sini, ada point yang lebih penting untuk saya sampaikan yaitu mengenai bagaimana menakar efektivitas olahraga Tai Chi dibandingkan aerobik dan lainnya. Saya juga tergabung dalam Persatuan Olahraga Pernapasan Indonesia (PORPI) yang di dalamnya termasuk Tai Chi dan Qi Gong, selain aerobik & senam lansia. Karena itu saya tahu sedikit tentang aerobik, kenal beberapa orang aerobik, tapi tidak tahu soal olahraga pernapasan lokal, yang karenanya di sini takkan saya bahas. Teman-teman aerobik kadang ada yang memandang Tai Chi sebelah mata – karena mereka tidak tahu dan tidak terlibat secara serius di dalamnya – dengan ucapan, “kapan berkeringatnya” atau kurang energik, hanya untuk orang lansia”. Selama beberapa waktu saya sempat berdebat dengan mereka dan hal itu lebih menghasilkan permusuhan daripada kesepahaman, oleh karenanya takkan saya ulangi (debat) lagi. Di sini saya ingin membabar pandangan baru saya dalam menyikapi sinisme ini.

Pertama, kita mesti memilih apakah mau bicara soal fakta, soal perasaan, atau soal keyakinan. Kalau bicara soal fakta, penelitian ilmiah banyak membuktikan Tai Chi punya segudang khasiat terhadap kesehatan. Tapi soal perasaan, hanya ada suka dan tidak suka, dan keduanya tidak terhubung dengan logika. Jadi apapun faktanya kalau suka ya suka saja dan sebaliknya. Soal keyakinan itu adalah pilihan, mau pilih sini atau situ, jadi lebih ke arah sikap. Misalnya ada teman saya dari Sasana Kandang Menjangan Krapyak, beliau maniak Tai Chi tapi di luar itu juga pelatih aerobik dan senam Tera. Tapi kebanyakan orang memilih antara aerobik (keras) ataukah Tai Chi dan Qi Gong (lembut). Nah yang berikut ini saya terangkan adalah soal fakta.

Aerobik, berasal dari kata aerob yang artinya menggunakan oksigen secara aktif alias pernapasan (respirasi). Jadi senam aerobik sebenarnya dimaksudkan untuk merangsang paru-paru bernapas lebih aktif. Caranya adalah dengan gerakan fisik. Secara umum, proses respirasi terkait dengan metabolisme energi. Glikogen (gula otot) dipecah dengan oksigen (dioksidasi) sehingga menjadi glukosa (gula darah). Glukosa dioksidasi menjadi energi otot. Jika jumlah oksigen kurang dari semestinya maka akan terjadi pembakaran tidak sempurna, glukosa berubah menjadi asam laktat yang menyebabkan rasa linu di otot. Itulah yang menyebabkan sehabis olahraga berlebihan ada bagian-bagian tubuh yang linu-linu. Asam laktat sesungguhnya bisa dikembalikan menjadi glikogen dengan oksigen (dioksidasi), itulah kenapa semakin lama berolah fisik, kita semakin ‘ngos-ngosan’ karena rasanya oksigennya makin berkurang. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah bukannya berkurang, melainkan kebutuhan oksigennya makin besar yaitu untuk proses dasar penggubahan glukosa dan netralisasi asam laktat, padahal masukan oksigen tetap segitu-gitu saja.

Berbeda dengan olahraga berbasis pernapasan mendalam seperti Qi Gong, Yoga, Tai Chi dan aneka senam napas lainnya, oksigen dikonsumsi mendalam tanpa gerak fisik yang banyak. Dengan minimnya gerak fisik ini oksigen mensuplai jaringan tubuh secara lebih efektif. Efek dari oksigen aktif ini mulai dari proses metabolisme yang lebih baik hingga menghancurkan sel-sel kanker. Namun gerak fisik tetap dibutuhkan yaitu untuk memberikan arahan yang melancarkan peredaran darah, sebab dengan bergerak akan meminimalkan resiko pembuluh darah terjepit. Jika kita hanya diam saja maka efeknya tidak akan sebaik kalau bergerak, lagipula tubuh manusia memang ‘di desain’ untuk bergerak.

Tai Chi memiliki efek relaksasi karena teknik bergerak dan aneka posturnya. Dalam Tai Chi bukan hanya metabolisme aerobik yang diakses melainkan juga syaraf, sebab di dalamnya terkandung konsentrasi dan relaksasi, ada proses meditatif yang semakin dilakukan semakin mendalam. Ditambah dengan pemahaman terhadap prinsip-prinsip alamiah dan filosofi luhur, akan mengakses aspek kognitif, afektif dan psikomotorik bersamaan. Maka tak heran jika Tai Chi berkhasiat menghilangkan stress & depresi (aspek mental-afektif), dan menyembuhkan sakit fisik dan meningkatkan kemampuan tubuh (fisik-psikomotorik). Apalagi dengan banyaknya penelitian mengenai Tai Chi, manfaat Tai Chi makin diketahui secara umum.

Lalu, jika dibandingkan kembali dengan senam aerobik yang justru sebenarnya ‘mengingkari’ kaidah aerob itu sendiri, Tai Chi bisa dikatakan jauh melampaui fungsi maupun manfaatnya. Senam aerobik hanyalah senam fisik biasa, tidak beda dengan SKJ atau semacamnya. Namun jika masyarakat lebih menerimanya, mungkin karena ada pelbagai alasan, yang jelas bukan karena manfaat atau fungsinya dibandingkan Tai Chi. Apakah aerobik buruk? Apakah Tai Chi terbaik? tidak juga. Olahraga itu akan menjadi baik jika bermanfaat bagi pelakunya. Namun untuk itu diperlukan dua syarat, yaitu TERATUR dan TERUKUR. Artinya apapun olah raganya sebaiknya dilakukan secara teratur, misalnya dua kali seminggu. Kemudian sesuaikan dengan kondisi pribadi, jangan memaksakan diri, kalau berkelanjutan tentukan porsi yang tepat. Salah besar kalau olahraga sampai kecapekan, atau sekedar mengikuti teman, trend, atau lingkungan sehingga porsinya berlebih. Jujurlah pada diri sendiri, mengingat usia dan kemampuan fisik. Kalau mampunya lari 2 km ya jangan langsung dipaksa 4 km. Kalau mau meningkatkan porsi olahraga lakukan secara bertahap. Dengan demikian, mau aerobik, mau Qi Gong, atau renang pun akan bermanfaat bagi pelakunya.  

Tak lupa, imbangi dengan pengaturan pola makan. Batasi konsumsi gula, lemak, dan makanan ber-zat aditif seperti pewarna, MSG/ MNG, pengawet, dll. Alangkah sia-sianya senam aerobik jika sesudahnya langsung minum es teh manis dan makan gorengan. Body tak bakal jadi sexy, malah berlipat membengkak bak karung goni. Sekian.
 

Posting Komentar